Music


15 Januari 2009

FILSAFAT ILMU, TEORI KEILMUAN DAN METODE PENELITIAN

A. TIGA HAL YANG PERLU DIMILIKI : WAWASAN, METODE, DAN TEORI

Tiga serangkai yang meliputi : wawasan, metode dan teori (WMT) itu, susunan atau urutannya bisa berubah-ubah, sebab intinya tetap bahwa yang dipresentasikan, dianalisis, dinilai dan dicari implikasi selanjutnya adalah karya yang memuat ”Nilai Ilmiah”.
Salah satu ciri kegiatan mencari nilai ilmiah tersebut adalah mencakup penguasaan penuh ( Full mastery ) atas sesuatu teori yang ada. Dari titik itu yang biasanya diperoleh melalui berbagai kritikal dan konvergen, dilanjutkan dengan eksistensi, akomodasi dan asosiasi yang biasanya dituntun dengan berfikir divergen. Sementara ahli sekarang lebih suka menyebut kegiatan mental ini sebagai proses konstruksi, interpretasi dan transformasi dengan tujuan untuk menghasilkan pengertian sendiri sebagai sebuah bangunan pemikiran baru. Lahiriahnya proses ini dilakukan dengan membaca, bertanya, berdiskusi, menulis, membuat pecobaan, menghitung, menilai-menguji, merumuskan, membuat presentasi, menjawab pertanyaan, memberi argumen atau rujukannya. Fokus yang menjadi sasaran dibalik naskah Thesis yang ditulis para siswa Pasca Sarjana itu adalah ” Nilai Ilmiah ”

Apa sebenarnya Thesis itu, bagaimana ujudnya, apa karakteristiknya yang proses penyelesaiannya cukup panjang dan melelahkan. Namun bila telah mencapai ujungnya biasanya tesis itu bermuara pada kesimpulan akhir yang ringkas saja dan merupakan inti sari dari perjalanan mental yang memasalahkan sesuatu yang signifikan dan memberi jawaban yang tepat.
Dalam proses penyusunannya ada satu atau beberapa teori-teori yang menarik perhatian, kemudian dikaji untuk menyiapkan premis atau hipotesis sebagai alat bantu menuju ” Nilai Ilmiah ”. Dari teori yang disorot itu ada sesuatu yang diperlakukan khusus atau diisolasi, dihaluskan atau dipertajam untuk dapat menampilkan masalah dan fokusnya. Dalam penelititan kuantitatif ada instrumuen pendataan yang distrukturkan secara formal dan divalidasikan, ada data eksperimental atau empirikal yang representatif, ada pengujian dan pembahasan sehingga tahap akhirnya dibuat suatu kesimpulan.

B. DIMENSI FORMAL MUTU ILMIAH SUATU PROSES

Djokosoetono, Prof. ( Ahmad Sanusi, 1998; 6 ) mengemukakan bahwa :
” Pertanyaan ilmiah atau pernyataan yang mengandung kebenaran ilmiah itu berkembang menjadi teori. Rumusannya logis artinya tidak ada kontradiksi, jadi ada kebenaran logis . Kita perlu berpegang teguh pada teori, sebab teori punya arti penting (signifikan), baik untuk memahami suatu kasus atau sebagai alat analisis, alat memecahkan masalah maupun untuk mengembangkan teori itu sendiri lebih lanjut ”.
Ada beberapa kata kunci yang terkait dengan kebenaran logis sesuatu teori, yaitu : silogisme, analogi, interpretasi, dengan macam-macam metodenya. Para guru besar menyatakan bahwa penilaian atas tesis atau disertasi itu umpamanya dengan kalimat-kalimat seperti : ini kekuatannya , ini jelas rujukan teorinya, dan tepat pula cara analisisnya, atau kekuatannya terletak bukan saja pada data pendukungnya yang relevan dan akurat, melainkan pula pada pertanggung jawaban filofisnya.
Menurut kurikulum dari SPS-FPS-PPS IKIP Bandung, suatu karya bernilai ilmiah itu untuk tesis paling tidak terdapat adanya hal-hal berikut :

1. Menunjukan hasil kajian kepustakaan hingga terumuskan dalam bentuk hipotesis.
2. Dapat dijadikan kerangka instrumen mencari serta menganalisa data empirik atau eksperimental.
3. Menguasai konsep-konsep statistika deskriptif serta kriteria untuk menetapkan penerimaan atau penolakan hipotesis.
4. Membuat pembahasan.
5. Merumuskan kesimpulan akhir dan saran-saran.

Untuk merumuskan hipotesis dituntut suatu pemikiran mandiri sebagai limitasi, atau ekstensi atau penghalusan terhadap satu teori atau lebih yang sudah ada. Untuk mutu tesis S2 hipotesis dianggap cukup pada tingkat verifikasi atau konfirmasi terhadap teori yang ada, sedangkan untuk disertasi S3 menuntut kemampuan memfalsifikasikan teori yang ada atau sesuatu bagiannya, lalu menggantinya dengan menciptakan suatu unsur atau teori baru.

C. SATU VISI TENTANG TEORI

Karl Popper yang terkenal dengan metode uji teori, menjelaskan soal falsifikasi itu dalam bukunya The logic of scientific discovery tahun 1959, pokok-pokok pikirannya tentang ilmu dan teori antara lain menyatakan bahwa :
1. Pengetahuan dapat dianggap bernilai ilmiah jika objektif dan teoritikal, yaitu dapat mengungkapkan yang esensial dari dunia yang telah dan dapat diobservasi.
2. Ada kecocokan atau kesesuaian antara pernyataan teori dengan dunia yang diobservasi.
3. Nilai atau mutu dari pernyataan ilmiah bersifat probable, yaitu tentang suatu ketetapan yang mungkin, yang sementara, bukan yang pasti dan tepat, karena dianggap tepat selama belum dapat dibuktikan yang berlainan, berbeda atau bertentangan.
4. Nilai atau mutu dari sesuatu pernyataan ilmiah harus terbuka untuk dikaji dari beberapa sudut oleh para pakar lain.
5. Cara kerja yang tepat ialah metode deduktif dengan membuat dalil umum dalam bentuk premis atau hipotesis.
6. Untuk memajukan nilai ilmiah metode uji Falsifikasi lebih tepat sebagai kriteria pengontrol dan pengujinya.

Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of scientific Revolutions (1962,1970), dimana dilihat eksternalnya ilmu itu berkisar pada :
Normal Scince I – Anomali – Krisis – Revolusi - Normal science II

D. MERINGKASKAN FORMAT TEORI

Salah satu tugas kita yang amat penting dalam kiprah keilmuan dan pendidikan ilmu itu adalah menguasai isi atau substansi teori yang dididapat dari perkuliahan, konsultasi, dan sumber pustaka. Untuk menguasai informasi sekitar format teori itu kita dapat membaginya kedalam :

a. Unsur-Unsur Sebagai Sarana ditemukannya Teori
Dalam proses panjang sampai suatu teori atau pernyataan ilmiah itu ditemukan terdapat empat unsur penting :
1. Orang yang aktif melakukan penelitian
2. Metode kerja
3. Sumber data dan datanya
4. Outputnya
Dari keempat unsur ditemukannya teori diatas maka pusatnya yang terpenting adalah pada sang peneliti, dimana penelitilah yang paling berkompeten untuk menentukan metode kerja dan segi-segi tentang data yang diperlukan hingga sampai pada primadona kesimpulan akhir. Kata kuncinya adalah Konstruksi, Interpretasi, Transformasi dan Rekonstruksi (KITR) dimana peneliti menempatkan dirinya sebagai konstruktor-interpreter-transformator dan re-konstruktor yang aktif membangun pengertian, menerjemahkan dan mentrasformasi informasi serta membuat kesimpulan dengan membangun pengertian baru.
b. Fungsi atau Kegunaan Teori
Fungsi atau kegunaan teori dapat dijelaskan bahwa teori itu sebagai alat untuk membedah persoalan sebab teori punya arti penting (signifikan), baik untuk memahami suatu kasus atau sebagai alat analisis, alat memecahkan masalah maupun untuk mengembangkan teori itu sendiri lebih lanjut ”.
c. Pengelompokan atau klasifikasi teori
Dari sejumlah teori dapat dibedakan kedalam beberapa kelompok meskipun satu sama lainnya tidak bersifat eksklusif sehingga satu teori dapat termasuk kedalam lebih dari satu kelompok.
1. Teori-teori Empirikal dan non Empirikal
Teori Empirikal diungkapkan dari data yang didukung oleh bukti-bukti empirikal atau eksperimental (melalui KITR) dengan menggunakan rasionalitas tingkat tinggi, diidentifikasi dan diberi batasan sampai tercapai tingkatan yang paling representatif, homogin, normal valid dan handal, cara kerjanya bersifat Induktif.
Teori non Empirikal data tidak dibatasi atau dihimpun dari fakta eksperimental atau pengalaman aktual, yang paling diutamakan adalah KITR sendiri, cara kerjanya bersifat deduktif
2. Grand Theories, Middle-Range Theories, Grounded Theories
Grand theories mengungkapkan karakteristik dari satuan RLS dengan ruang lingkup yang luas sabagai kajiannya, Kebenaran ilmiah dari Grand theories ini mempunyai daya berlaku yang luas dalam arti tempat dan waktu.
Middle range theories ini menyoroti masalah dari satuan RLS dalam ruang lingkup populasi dan satuan kajian tempat dan waktu terbatas dimana daya berlakunya juga terbatas.
Grounded theories menyoroti masalah dalam ruang lingkup populasi satu kajian, tempat dan waktu lebih terbatas lagi mengupas segala data yang relevan sampai habis tidak ada yang tersisa.
3. Teori Skeptik, Teori Demarkasi dan Teori Elit.
Teori Skeptik ; Nilai utama dari teori ini adalah kemampuannya menunjukkan bukti-bukti dan logika dari kelemahan-kelemahan teori yang sudah mapan, dalam artian membuat teori yang sudah mapan itu dalam keadaan krisis
Teori Demarkasi ; Nilai kebenaran ilmiahnya sedang memperoleh penerimaan luas, atau sama dengan teori normal science oleh khun.
Teori Elit ; Kebenaran ilmiahnya dianggap paling unggul dan cemerlang dimana keberlakuannya dalam ruang dan waktu yang luas. Contoh: Teori Einstein tentang Relativitas.
d. Esensi ( Saripati ) Teori
Dengan memperhatikan apa yang telah diuraikan tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa hakikat dari sebuah teori itu adalah pernyataan yang logis tanpa kontradiksi menurut rasio tinggi. Ia dicapai melalui kegiatan konstruksi, interprestasi, transformasi dan rekonstruksi ( KITR ). Ia menunjukan suatu kenyataan ( reality ). Kenyataan dalam arti kebenaran faktual dan terutama kebenaran dalam arti konstruk mental.


KESIMPULAN

Berdasarkan kajian tersebut bahwa didalam membuat atau menyelesaikan suartu karya yang bernilai Ilmiah diperlukan untuk memiliki kemampuan berfikir yang komprehensif dalam meramu dan mengkaji berbagai pengetahuan untuk diterapkan dalam penulisan karya penelitian.
Dalam penulisan karya Ilmiah perlu memperhatikan langkah-langkah yang tepat untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pelaksanaannya, dalam proses penyusunannya perlu memiliki wawasan terhadap permasalahan yang dibahas, menggunakan teori-teori yang menarik dikaji dan dibuat hipotesis menggunakan metoda-metoda yang tepat sebagai alat menuju nilai ilmiah.
Untuk menghasilkan karya yang ilmiah perlu berpegang pada teori, sebab teori mempunyai arti penting (signifikan) baik untuk memahami atau alat analisis memecahkan permasalahan maupun untuk mengembangkan teori. Salah satu tugas kita yang amat penting dalam kiprah keilmuan adalah menguasai isi substansi teori dengan memahami unsur-unsur sebagai sarana ditemukannya teori, fungsi kegunaan teori, klasifikasi teori dan esensi dari teori. Maka dengan demikian kebenaran ilmiah yang dibuktikan oleh teori akan memperoleh penerimaan atau pengetahuan yang luas sebagai kebenaran yang paling unggul dan cemerlang.



DAFTAR PUSTAKA

Sanusi, A. ( 1998 ). Filsafat Ilmu, Teori Keilmuan dan Metode Penelitian. PPS IKIP Bandung

Kuhn, Thomas S. (2000). The structure of scientific revolusions, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung.

Aholiab Watloly, (2001). Tanggung jawab Pengetahuan, Pustaka Filsafat,

Popper, K.R, (1959) The logic of scientific discovery

Suriasumantri, J.S. (2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer , Bandung; Surya Multi Grafika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar