BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan materi seperti Makanan air serta udara sandang dan papan guna memenuhi kelangsungan hidup atau untuk mempertahankan hidupnva. Selain itu manusia tidak hanya mencarai kebutuhan berbentuk material tetapi juga membutuhkan non material seperti keamanan kenyamanan, ketentraman. dan keduniawian. Kebutuhan dua jenis ini, dapat diperoleh dengan sangat cepat, beragam dan berkembang, sehingga mencapai manusia yang berkualitas. Mengapa demikian karena manusia mencapai harapan tersebut perlu suatu pengetahuan. sedangkan pengetahuan itu seridiri diperoleh melalui proses berfikir.
Proses berfikir merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Parung homo sapiens mahluk yang berpikir karyanya Auguste Rodin merupakan lambang, kemanusiaan kita sebagai makhluk yang berpikirlah dia menjadi manusia.
BAB II
ILMU DALAM PERSPEKTIF
A. Hakekat Ilmu
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor dan semen peradaban manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia untuk meningkatkan. kualitas hidupnya dengan jalan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.
Hakekat upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan didasarkan pada tiga masalah pokok, yaitu Apakah yang ingin diketahui? Bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan? dan Apakah pengetahuan tersebut berguna bagi kita? . Pertanyaan ini kelihatanya sederhana tetapi mencakup permasalan yang sangat azasi. Berbagai buah
Pemikiran yang besar sebenarnya merupakan serangkaian jawaban yang diberikan atas ketiga pertanyaan di atas. Pemikiran pemikiran besar dalam sejarah kebudayaan manusia dapat dicirikan dan dibedakan dari cara. menjawab pertanyaan tersebut.
Ilmu merupakan salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan tersebut. Untuk menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah hakekat i1mu itu sebenamya . Pengertian hakekat ilmu secara mendalam bukan saja akan meningkatkan apresiasi kita terhadap ilmu namun juga mambuka mata kita terhadap berbagai kekurangan. Hakekat ilmu tidak berhubungan dengan gelar profesi atau kedudukan, hakekat ilmu ditentukan oleh cara berpikir yang dilakukan menurut persyaratan.
1. Ilmu dan falsafah
Ilmu merupakan kumpulan dan pengetahuan yang mempunyai ciri ciri tertentu yang membedakan ilmu dengan pengetahuan. lainnya. Ciri-ciri keilmuan didasarkan pada jawaban yang diberikan ilmu terhadap ketiga pertanyaan di atas.
Falsafah mengandung banyak pengertian namun untuk tujuan pembahasan. kita. falsafah diartikan sebagai suatu cara berpikir kita. mulai dari awal sampai akhir yang dinyatakan Socrates bahwa tugas falsafah yang sebenarnya bukanlah untuk menjawab pertanyaan kita, namun mempersoalkan jawaban yang diberikan . kemajuan manusia dalam falsafah bukan diukur dari jawaban yang diberikan namun juga dari pertanyaan yang diajukan.
2. Dasar Ontologi Ilmu
Apakah yang ingin diketahui Ilmu ? Apakah yang menjadi bidang telaah ilmu ? Bidang lain seperti agama umpamanya memasukkan ke dalam. ruang lingkup pengkajiannya hal hal diluar jangkauan pengalaman manusia.
Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui dan seberapa jauh kita ingin mengetahui Ruang lingkup pengkajian meliputi:
a. Kejadian yang diluar pengalaman manusia, seperti agama, misalnya apa yang terjadi sesudah manusia meninggal.
b. Kejadian yang terjangkau fitrah pengalaman manusia, atau disebut juga empiris adalah fakta yang dapat dialami langsung oleh manusia dengan mempergunakan pancainderanya.
Berdasar objek yang ditelaahnya maka ilmu dapat disebut juga sebagai suatu pengetahuan empiris dimana objek objek yang berbeda di luar jangkauan manusia tidak termasuk ke dalam bidang penelaahnya. Untuk objek Empiris kita menagunakan asumsi yang sangat diperlukan karena pernyataan asumsi inilah yang memberi arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan kita.
Secara lebih rinci ilmu mempunyai tiga asumsi mengenai empiris yaitu:
1. Menganggap objek objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain.
2. Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penelitian kita mernberikan batasan waktu terhadap objek yang diteliti, sehingga memungkinkan melakukan pendekatan keilmuan.
3. Determinasi kita menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan urutan kejadian yang sama.
3. Dasar Epistomologi Ilmu
Epistomologi atau teori pengetahuan,membahasa secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yan membedakan ilmu dengan buah pemikiran yang lainya. Dengan perkataan lain,ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan metode keilmuan, karena ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yakni pengetahuan yang memiliki sifat sifat tertentu,maka ilmu juga dapat disebut pengetahuan keilmuan.Agar tidak terjadi kekacauan antara pengertian ilmu dan pengetahuan maka kita mempergunakan istilah ilmu untuk ilmu pengetahuan.
Ditinjau dari sejarah cara berpikir manusia terdapat dua pola dalam memperoleh pengetahuan yaitu ; rasionalisme dan empirisme yang masing masing punya kelebihan dan kekurangan sehingga digabungkanlah kepada. pola tersebut untuk menemukan pengetahuan yana benar. Gabungan tersebut disebut metode keilmuan
Rasioanalisme memberikan kerangka pemikiran yang koheren dan logis.Sedangkan empirisme kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran . Kedua metode ini dipergunakan secara, dinamis menghasilkan pengetahuan yang konsisten dan sistematis serta dapat diandalkan sebab pengetahuan telah teruji secara empiris
Kelebihan ilmu terletak pada pengetahuan yang tersusun secara logis dan sistematis telah teruji kebenaranya. Ilmu yang disusun akan membentuk suatu kerangka yang bersifat komulatif , dan sifat inilah yang memungkinkan ilmu berkembang dengan pesat dan waktu relatif singkat.
Disamping kelebihan yang ada, ilmu juga terdapat kekurangan kekurangan yang bersumber pada asumsi landasan epistomologi ilmu yang menyatakan bahwa kita mampu memperoleh pengetahuan yang bertumpu pada persepsi,ingatan dan penalaran. Persepsi kita. yang mengandalkan panca indera jelas mempunyai kelemahan, sebab panca indera manusia tidak sempurna. Demikian juga,bahwa ingatan kurang bisa dipercaya sebagai cara untuk menemukan kebenaran. Kiranya tak usah dipersoalkan dan diragukan lagi, apalagi cara kita menalar untuk sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan jelas sekali mempunyai kelemahan kelemahan.
4. Konsep Dalam Ilmu
Tujuan utama kegiatan keilmuan adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori hukum, kaidah, azas dan sebagainya, tentu saja derajat kerampatan (generalisasi) dari berbagai objek penelaahan berbeda beda tapi perberdaanya hanya dalam derajat bukan dalam hakekat.
Proses untuk mendapatkan pengetahuan keilmuan dalam semua bidang i1mu adalah sama, baik itu bidang ilmu alam maupun ilmu sosial. Metode yang dipergunakan adalah metode dengan keilmuan yang sama.
Konsep konsep penting dalam kegiatan keilmuan, yaitu:
1. Induksi adalah suatu cara pengetahuan keputusan dimanaa kita menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus kasus individual. Cara yang dapat rnembantu kita menarik kesimpulan umum yang dapat diandalkan adalah dengan cara menggunakan statistika. Statistika merupakan alat atau metode yang terlihat dalam proses induktif dari kegiatan keilmuan. Seperti diketahui ilmu tidak menyatakan bahwa suatu kejadian selalu akan mengakibatkan kejadian yang ¬lain, melainkan hanya menyatakan peluang untuk terjadinya kejadian tersebut. Suatu pernyataan keilmuan umpamanya akan berbunyi sebagai berikut “bahwa bila padi dibei pupuk maka tinggi padi mempunyai peluang untuk bertambah“. Dalam hal ini maka statistika membantu kita dalam menghitung besarnya peluang tersebut secara kuantitatif.
2. Deduksi adalah proses yang menarik kesimpulan yang individual dari bersifat umum. Deduksi merupakan proses penarikan kesimpulan dan pernyataan yang kebenaranya telah diketahui. Dan dalam proses deduksi inilah maka logika memegang peranan yang sangat penting. Logika merupakan cara menarik kesimpulan dari premis premis terdahulu, kemudian premis premis tersebut pada dasarnya merupakan pengetahuan tersebut sebagai premis mayor dan premis minor, maka deduksi akan menghasilkan suatu produk yang berupa pengetahuan baru sebagai kesimpulan.
3. Konsep pengukuran, adanya konsep pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahu hubungan logis antara faktor faktor yang terlibat dalam suatu gejala atau peristiwa dengan lebih seksama. Berdasarkan kronologi perkembanganya maka ilmu dapat dibag dalam tiga tahap yaitu klasifikasi, perbandingan dan kuantitatif.
5. Kegiatan Ilmu Sebagai Sebuah Proses
Kegiatan keilmuan mengenal dua bentuk masalah:
1. Masalah yang belum pernah diselediki sebelumnya, sehingga jawaban atas permasalahan tersebut merupakan pengetahuan baru, penelitian dalam memecahkan masalah ini disebut penelitian murni. Ilmu yang berhubungan dengan masalah ini adalah ilmu murni.
2. Masalah yang berupa konsekuensi praktis dari pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya. Penelitian keilmuan yang menyelidiki bentuk masalah ini disebut penelitian terapan. Ilmu yang berhubungan dengan masalah ini adalah ilmu terapan.
6. Langkah langkah Kegiatan Keilmuan
Proses penelitian merupakan suatu rangkaian terencana dan sistematis, satu sama lain harus saling mendukung. Adapun langkah langkah kegiatan keilmuan antara lain:
1. Perumusan masalah ini penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah langkah selanjutnya terutama dalam merekonstruksi suatu hipotesis.
2. Penyusunan hipotesis, merupakan dugaan mengenai hubungan antara faktor faktor yang terlibat dalam suatu masalah. Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti sehingga dapat mengarahkan macam-macam data yang dikumpulkan, cara-cara pengumpulan data dan model-model analisis ysng digunakan.
3. Deduksi dari hipotesis
4. Pengujian, ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar masalah yang diteliti.
Dari keempat langkah ini harus dilalui agar suatu penelaahan dapat menghasilkan pengakuan keilmuan. Demikian juga persyaratan persyaratan dalam tiap langkah langk¬ah harus dipenuhi agar produk kegiatanya dapat diterima secara keilmuan.
7. Dasar Aksiologi I1mu
Ilmu bersifat netral, tidak mengenal sifat baik atau buruk dan si pemilik pengetahuan-pengetahuan itulah yang harus mempunyai sikap. Netralistis ilmu hanya terletak pada dasarnya epistemologinya. Sedangkan secara ontologis dan aksiologis. Ilmu harus mampu menilai antara yang baik dan buruk, yang pada hakekatnya mengharuskan dia menentukan sikap. Kekuasaan ilmu yang besar ini mengharuskan seseorang i1muan mempunyai landasan moral yang kuat.
B. Metode Dalam Mencari Pengetahuan
a. Rasionalisme
Pikiran manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui idea menurut anggapanya adalah tegas, jelas, dan pasti . Pikiran manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui idea, namun manusia tidak menciptakannya dan tidak mempelajari lewat pengalaman. Kaum rasionalis berdalil bahwa karena pikiran tidak dapat memahami prinsip, maka prinsip itu tidak ada orang tidak mungkin. akan menggambarkannya. Plato berdalil bahwa untuk mempelajari sesuatu,seseorang harus menemukan kebenaran. yang sebelumnya belum. diketahul. Plato menyatakan bahwa seseorang tidak dapat menyatakan apakah suatu pernyataan itu benar, kecuali kalau dia sebelumnya sudah tahu itu benar. Plato memandang pengetahuan sebagai suatu penemuan yang terjadi selama proses pemikiran rasional yang teratur.
Descrastes menganggap bahwa pengetahuan memang dihasilkan oleh indera, tetapi karena dia mengakui indera. bisa menyesatkan maka dia mengambil kesuimpulan bahwa data keinderaan tidak dapat diandalkan. Pikiran aliran rasioanlisme mendapat kritikan yaitu:
1. Pengetahuan rasional dibentuk oleh indera. yang tidak dapat dilihat maupun diraba.
2. Banyak diantara manusia yang berpikiran jauh merasa bahwa mereka menemukan kesukaran yang besar dalam menerapkan rasional kepada masalah kehidupan yang praktis.
3. Teori rasional gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan pengetahuan manusia selama ini. Dengan sendirinya banyak dari idea yang suatu waktu kemudian berubah dari waktu ke waktu.
b. Empirisme
Sejak zaman Aristoteles terdapat tradisi epistomologi yang kuat untuk mendasarkan diri kepada pengalaman manusia dan meninggalkan cita cita untuk mencari pengetahuan yang mutlak. Doktrin empirisme merupakan contoh dari tradisi ini. Kaum empirisme berdalil bahwa adalah tidak beralasan untuk mencari pengetahuan mutlak dan mencakup semua segi didekat kita terdapat kekuatan yang dapat dikuasai untuk meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih lambat namun lebih dapat diandalkan. Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalmananya.
Dua aspek dari teori empiris:
a. Perbedaan antara mengetahui dan yang diketahui. Yang mengetahui adalah subjek dan benda yang diketahui adalah obyek.
b. Kebenaran atau pengujian kebenaran dari fakta atau objek didasarkan kepada pengalaman manusia. Berarti bagi kaum empiris pernyataan tentang ada atau tidak adanva sesuatu haruslah memenuhi persyaratan pengujian public.
Aspek lain dari empirisme adalah prinsip keteraturan. Kaum empiris menggunakan prinsip keserupaan. Keserupaan berarti bila terdapat gejala gejala yang berdasarkan pengalaman adalah identik atau sama. Maka kita mempunyai jaminan membuat kesimpulan yang, bersifat umum.
John Locke disebut sebagai bapak kaum empiris inggris mengajukan sebuah teori pengetahuan yang menguraikan dengan jelas sifat sifat empirisme. John Locke memandang pikiran manusia sebagai suatu alat yang menerima dan menyimpan sensasi pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil dari kegiatan keilmuan yang mengkombinasikan sensasi sensasi tersebut.
Kritik terhadap empirisme:
1. Empirisme didasarkan pada pengalaman
2. Empirisme adalah sebuah teori yang sangat menitik beratkan pada persepsi panca indra. Tetapi pada kenyataanya panca indera manusia terbatas dan tidak sempurna.
3. Empirisme tidak memberikan kepastian kepada kita.
c. Metode keilmuan ( kombinasi antara rasioanalisme dan empirisme )
Ditinjau dari segi perkembangannya, ilmu merupakan gabungan dari cara cara manusia sebelumnya dalam mencari pengetahuan. Pada dasarnya ditinjau dari sejarah berfikir manusia terdapat dua pola dalam memperoleh pengetahuan, yaitu pertama berfikir rasional dan kedua berfikir empirisme.
Pendekatan rasionalisme dan empirisme membetuk dua kutub yang bertentangan yang masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka timbul gagasan untuk menggabungkan kedua pendekatan ini dengan metode induktif empiris dalam memperoleh pengetahuan. Metode Keilmuan adalah suatu cara memperoleh pengetahuan suatu rangkaian prosedur tertentu harus diikuti untuk mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula.
Langkah langkah berfikir yang diatur dalam suatu urutan tertentu yaitu:
1. Kesadaran akan adanya masalah dan perumusan masalah.
2. Pengamatan dan pengumpulan data
3. Penyusunan atau klasifikasi data
4. Perumusan hipotesa
5. Deduksi dari hipotesis
6. tes dan pengujian kebenaran ( verifikasi ) dari hipotesis.
Kritik terhadap metode keilmuan
a. metode keilmuan membatasi tentang apa yang dapat diketahui manusia, yang berkisar hanya pada benda benda yang dapat dipelajari dengan alat.
b. Metode keilmuan memperkenalkan tafsira yang banyak terhadap suatu benda atau kejadian
c. Metode keilmuan menggambarkan hakikat mekanitis, bagaimana benda benda berhubungan satu sama lain.
d. Metode keilmuan meskipun sangat tepat, tidaklah berarti, merupakan suatu keharusan, universal maupun tanpa syarat tertentu. Pengetahuan harus terus menerus berubah.
C. Struktur I1mu
Ilmu merupakan salah satu cara usaha manusia memperadab dirinya. Dengan kesimpulan bahwa mengetahui kebenaran adalah tujuan utama dari manusia, maka perkembangan ilmu pada waktu lampau dan sekarang merupakan jawaban dari rasa kenginan manusia untuk mengetahui kebenaran. Ilmu dapat dianggap sebagai system yang menghasilkan kebenaran. Komponen utama dari system ilmu adalah:
1. Perumusan masalah, dalam penelaahan ilmu yang paling penting adalah perumusan masalah. Jika masalah telah dirumuskan dengan baik hasil dari perumusan disebut dengan hipotesis. Hipotesis merupakan pernyataan yang dapat diuji tentang hubungan seuatu yang diselidiki yang dijabarkan secara deduktif. Dan langkah berikutnya adalah menguji hipotesis baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pengamatan dan Deskripsi, fakta tidak ada artinya tanpa kita berimakna. Sebelum kita mulai melakukan pengamatan dan memberi uraian, harus ditentukan lebih dulu apa yang akan kita amati dan bagaimana hubungan antara fakta. tersebut dengan hipotesis. Ilmu membenarkan rencana struktur keilmuan, namun dasar penelaahan harus dilan askan secar teliti untk mendapatkan hasil yang diharapkan.
3. Tinjauan Pustaka, akan memberi jalan akan langkah mana yang harus ditempuh untuk mendekati hipotesis, bagaimana cara membuat kerangka penelitian, melakukan studi, dan mengumpulkan data. Masalah yang penting dalam melakukan tinjauan pustaka ini adalah bagaimana membuat catatan dan system indeks dari segenap informasi yang kita dapat dari membaca.
4. Penjelasan-penjelasan ini pada dasarnya menjawab pertanyaan “mengapa” yaitu meliputi 4 cara penjelasan ;
a. penjelasan deduktif¬
b. penjelasan probabilistic
c. penjelasan genesis
d. penjelasan fungsioal
5. Macam macam ramalan terdiri dari :
a. Hukum
b. Proyeksi
c. Struktur
d. Institusional
e. Masalah
f. Tahap
g. Utopia.
6. Laporan hasil penelaahan keilmuan, aspek dari system ilmu adalah menulis laporan hasil karya keilmuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar